Di tengah gempuran ayam-ayam viral yang bersaing dengan saus pedas, bumbu Korea, dan tren ayam Nashville, muncul satu nama yang sukses mencuri perhatian pecinta kuliner Jogja, Ayam Rebahan. Mengangkat ayam lengkuas sebagai menu utama, brand ini hadir bukan hanya sebagai makanan, tapi sebagai pengalaman rasa yang membangkitkan kenangan dan cocok untuk lidah kekinian.
Di balik kesuksesan Ayam Rebahan , berdiri sosok visioner bernama Riska Waskita, sang pemilik sekaligus pemegang kendali strategi dan arah merek. Dengan dua cabang aktif di Jl. Tasura No.35, Maguwoharjo dan Jl. Tirtamarta, Pogung, Sleman, Ayam Rebahan membuktikan bahwa inovasi di ranah kuliner tradisional masih punya ruang besar untuk berkembang.
Bukan Sekedar Ayam Biasa: Resep Tradisional, Sentuhan Modern
Ayam Rebahan merupakan bisnis F&B yang menghadirkan sesuatu yang berbeda ke meja makan. Di tengah maraknya sajian ayam modern seperti ayam goreng, ayam saus, atau ayam Nashville yang mendominasi pasar, Bisnis ini justru memilih untuk mengangkat kembali menu tradisional: ayam lengkuas.
Namun, bukan berarti bisnis ini hadir dengan konsep yang ketinggalan jaman. Justru sebaliknya. Menu ayam lengkuas yang dikenal kaya rempah ini dikemas ulang sesuai selera anak muda masa kini. Mulai dari tampilan kemasan hingga variasi sambal yang disajikan, semuanya dirancang agar bisa diterima oleh generasi milenial dan Gen Z, generasi yang tidak hanya mencari rasa, tapi juga pengalaman visual dan cerita di balik makanan mereka.
Makanan ini menghadirkan banyak pilihan sambal kekinian yang membuat menu tradisional ini terasa baru dan relevan. Di situlah letak kekuatan: mempertahankan cita rasa rumahan, namun tetap berani tampil beda di tengah kompetisi serba modern.
Konsistensi adalah Jurus Utama
Setiap bisnis pasti punya tantangannya sendiri. Buat Ayam Rebahan , kuncinya ada pada satu hal: konsistensi. Konsisten menjaga kualitas, rasa, dan pelayanan jadi prinsip yang terus dipegang hingga saat ini.
Tanpa konsistensi, dua cabang yang kini berdiri di Jogja mungkin tidak akan bisa berkembang seperti sekarang. Ayam Rebahan ingin memastikan, setiap porsi yang keluar memiliki standar yang sama, baik dari rasa, pelayanan, hingga pengalaman keseluruhan yang diterima pelanggan.
Kemasan yang ‘Ayam Rebahan Banget’: Kunci Branding yang Tak Dilihat Tapi Terasa
Satu hal lain yang ternyata mempunyai dampak besar tapi sering diremehkan oleh pebisnis pemula adalah kemasan. Dan di sini, Ayam Rebahan memutuskan untuk berkolaborasi dengan Yogyakartas , penyedia kemasan custom di Yogyakartas.
“Yogyakarta kami pilih karena mereka punya kualitas bagus, harga yang masuk akal, pilihan bahan yang banyak, bisa custom desain, dan satu hal yang paling kami suka, ada jasa desain gratis,” Jelas Riska.
Kemasan custom bukan hanya soal estetika, tapi juga strategi branding . Lewat warna, font, bahan, hingga peletakan logo, semuanya dirancang untuk memperkuat pesan bahwa Ayam Rebahan bukan brand asal-asalan.
Menggunakan Kemasan Custom, Membuat Lebih Dekat dengan Target Pasar
Salah satu manfaat utama menggunakan kemasan custom adalah memperkuat identitas merek . Hal ini dirasakan langsung oleh Ayam Rebahan. Dengan desain yang sesuai karakter merek, kemasan Ayam Rebahan mampu memperjelas target pasar sekaligus mendekati merek ke konsumen. Pelanggan pun menangkap kesan yang sesuai: kemasannya unik dan “ayam rebahan banget”.
Kisah ini adalah contoh nyata bahwa menu tradisional pun bisa bersinar asal dikemas dengan cara yang tepat. Melalui konsistensi, inovasi pada rasa, dan kemasan yang kuat secara visual dan identitas, Bisnis ini berhasil menempatkan dirinya sebagai pemain baru yang menjanjikan di dunia kuliner Jogja .
Bukan tak mungkin, ke depan Bisnis ini akan membuka cabang di kota-kota lain, menyebarkan ayam lengkuas khasnya ke generasi muda di seluruh Indonesia. Dan semuanya bermula dari satu ide sederhana: bagaimana membawa ayam lengkuas naik kelas — tanpa kehilangan akarnya.
Leave a reply